Sebagian besar orang-orang menilai, hanya
dengan berbicara kita dapat menyampaikan pendapat ataupun maksud kita. Namun,
setelah semua kejadian ini aku memahami bahwa sebenarnya jauh lebih banyak hal
dapat kita sampaikan hanya dengan mendengarkan. Kita dapat mempelajari
kesalahan kata-kata yang di ucapkan oleh orang-orang di luar sana. Kita hanya
di beri kesempatan untuk tersenyum tanpa banyak kalimat yang terucap, karena
semakin banyak kata-kata yang di ucap maka sakitnya akan semakin menyiksa.
***
sudah dua hari ini, aku sepertinya puasa
berbicara. Mungkin terdengar mustahil namun inilah kenyataannya. Setelah satu
minggu lebih aku di rawat di sebuah rumah sakit, aku di izinkan untuk pulang
dan enam hari setelah keluar dari rumah sakit aku harus kembali di bawa ke IGD
haha .. tak sampai di situ, tepatnya kemarin teenggorokanku terasa sangat
sakit. Aku masih bisa menahannya sampai malam saja, sakitnya sungguh sangat
meyiksa jangankan untuk berbicara untuk menelan air ludahku pun rasanya begitu
menyakitkan. Atau lebih tepatnya
menyiksaku.
***
aku sempat berpikir apakah Tuhan
benar-benar ada untukku? Apakah Tuhan menyayangiku? Apakah Tuhan
memperhatikanku?
aku rasa jawabannya “iya” Tuhan menganugerahkan penyakitnya ini untukku semata-mata agar aku dapat menghargai kesehatanku secara lebih, mensyukuri yang memang seharusnya sudah aku miliki, dan tak perlu merasa iri dengan apa yang belum aku miliki. Aku juga sadar, Tuhan telah mengirimkan malaikat-malaikat kecilnya untuk menjagaku di bumiNya ini. Tuhan telah menurunkan Ayah, Ibu, kakakku, sahabatku, dan tentunya dia kekasihku.
aku rasa jawabannya “iya” Tuhan menganugerahkan penyakitnya ini untukku semata-mata agar aku dapat menghargai kesehatanku secara lebih, mensyukuri yang memang seharusnya sudah aku miliki, dan tak perlu merasa iri dengan apa yang belum aku miliki. Aku juga sadar, Tuhan telah mengirimkan malaikat-malaikat kecilnya untuk menjagaku di bumiNya ini. Tuhan telah menurunkan Ayah, Ibu, kakakku, sahabatku, dan tentunya dia kekasihku.
***
Mungkin dulu aku kurang mensyukuri segala
yang belum tentu orang miliki. Aku memiliki kedua orang tua yang senantiasa
menjagaku, menyayangiku, memberikan seluruh perhatiannya hanya untukku, berusaha menyembuhkanku ketika aku sakit,
menjauhkanku dari sesuatu yang membahayakanku. Aku juga memiliki kakak
perempuan yang menurutu sangat luar biasa, dia bisa menggantikan peran ibu dan
ayah ketika mereka belum ada waktu untukku. Aku selalu ingat panggilan “ratu”
yang di tujukannya padaku karena tingkahku yang selalu saja menyuruhnya, namun
apakah dia marah? Tentu tidak dia hanya tersenyum memandangku dengan penuh
kasih sayang. Aku juga memiliki sahabat yang sangat hebat, mereka sudah seperti
saudaraku sendiri. Mereka menjagaku di sekolah, memberikan pertolongan tanpa
aku minta, dan selalu memberikan support yang besar untuk kesembuhanku. Tak
lupa, aku memiliki seorang kekasih, seorang laki-laki berhidung mancung,
berlesung pipi, bertubuh tinggi, berwajah manis, dan bermata sipit. Aku hampir
satu tahun menjalani hubungan yang sangat indah dengannya. Dia selalu datang ke
rumah sakit untuk memastikan keadaanku baik-baik saja, selalu membawakan roti
kesukaan kami “roti abon” setiap datang haha. Dia sempat memarahiku beberapa
hari yang lalu, aku memaksanya untuk mengajakku jalan-jalan namun dia menolak
dan membentak-bentaku. Tentu saja aku marah, aku berpikir bahwa dia malu
mempunyai kekasih yang penyakitan seperti aku. Tapi,dia segera menghampiriku
dengan wajah yang menurutku begitu sayu, dia mengatakan “sayang masih sakit, kalau memang nanti sayang sudah sembuh kita pergi
kemana pun sayang mau, kita makan apa yang ingin sayang makan, dan kita akan
beli semua yang ingin sayang beli, tapi untuk sekarang permintaanku cuma satu
sayang cepat sembuh dan segera kembali ke sekolah yaa aku merindukan wajahmu
itu” aku hanya menangis ketika mendengar ucapan panjangnya yang membuatku
sadar pikiranku salah besar.
***
***
Terima kasih Tuhan, Engkah telah
memberikanku kesempatan untuk menyadari semua ini. Hidupku mungkin tidak
sempurna namun Engkau telah benar-benar mengirimkan orang-orang yang sempurna
untukku menjalani kehidupan ini. Aku bersyukur untuk itu. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar