Minggu, 24 Februari 2019

Maaf

Maaf, karena dulu aku pernah berjuang keras untuk orang lain dengan semua kemampuan dan kemakluman yang aku punya, walau berujung dia pergi tanpa peduli.

iya, dulu juga pernah ada yang memperjuankanku dengan sungguh seolah tak ada yang dia butuh kecuali aku, namun aku tetap acuh. Hingga dia lelah dan akhirnya menjauh.

Dan setelah perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, aku bertemu denganmu. Ditengah jalan lebih tepatnya mungkin.

Setelah bertemu denganmu aku paham, bahwa perjuangan yang keras sekalipun tak akan terasa jika artinya berjuang bersama. Tak perlu memperlakukan seolah dia yang paling kau butuh, cukup kau berikan yang utuh dengan sungguh lambat laun pasti juga akan luluh.

Denganmu pun, aku tak menaruh harap lebih. Aku hanya melihat kesungguhan yang kau punya bukan sekedar untukku, tapi untuk kita. Bukan sekedar menawarkan cinta-cinta yang tak jelas, kau membawa begitu banyak cinta disetiap kata yang kau buktikan dengan usaha tentunya. Kau tak memberiku waktumu secara utuh, tapi kau selalu sempatkan menyapaku diujung telpon ditengah jenuhnya aktivitasmu. Aku hargai itu.

Karena yang aku tau, tak ada satupun manusia yang sibuk setiap waktu. Ini hanya tentang prioritas, diurutan keberapa kau ditaruh? Hanya itu.

Terimakasih sudah kembali, dan bisakah kau tak pergi lagi?

Aku mau cantumkan namamu, jadi bagian dari masa depanku.

RUU KUHP (?)

         Selamat malam, perkenalkan saya Haqkida Kancana. Belakangan ini begitu banyak aksi menolak disahkan RUU KUHP (Kitab Und...