Entah kenapa akhir-akhir ini aku begitu mudah melupakan kesalahan orang lain.
Aku gampang sekali memafkan orang lain, tanpa mereka minta.
Ini bukan berarti aku mudah untuk disakiti, lemah, tidak berdaya atau semacamnya. Tidak, mudah-mudahan aku tidak seperti itu.
Terkadang aku hanya kasihan pada diriku sendiri, terlalu pusing memikirkan kesalahan orang lain. Namun kesalahanku sendiri?
Mungkin aku banyak kecewa pada orang lain, tapi pernahkah terbersit berapa banyak orang yang aku kecewakan?
Mungkin juga aku banyak disakiti oleh orang lain, tapi pernahkah aku merasa berapa banyak orang yang telah aku sakiti?
Mungkin pula aku marah karena tingkah ataupun ucapan orang lain, tapi pernahkah aku terpikir berapa banyak orang yang marah karena tingkah ataupun ucapanku?
Yang pasti jumlahnya tak terhitung, saking banyaknya aku telah mengecewakan, menyakiti, dan bahkan sampai membuat marah orang lain. Sebagian dari mereka memilih tidak menyampaikan itu semua mungkin karena mereka memilih memaafkanku. Tanpa aku sadari kesalahan-kesalahan tersebut aku lakukan (mungkin) berulang kali. Untuk hal itu aku ucapkan maaf dan terimakasih pada kalian.
Lagi pula, aku tidak ingin membebani hati dan pikiranku dengan kesalahan yang orang lain lakukan, sementara kesalahanku sendiri terabaikan.
Sebetulnya aku malu, aku malu pada Allah. Aku hanyalah seorang pendosa dan seorang hamba yang tak tahu diri, yang selalu mengingat dan memikirkan kesalahan orang lain. Aku malu sekali. Berulang kali aku lalai akan perintah-Nya, mengabaikan semua larangan-Nya namun tetap aku lakukan secara sadar (astaghfirullah). Pertanyaannya? Apakah Allah kecewa padaku? Apakah Allah marah padaku? Sampai saat ini yang aku rasakan Allah begitu baik padaku, menegurku selalu dengan cara indah yang luar biasa.
Dan teruntuk kalian semua, dimanapun kalian, aku meminta maaf untuk segala kesalahan yang pernah aku lakukan baik itu yang aku lakukan dengan sadar (astaghfirullah) maupun yang tidak aku sadari. Aku meminta maaf. Maafkan aku yang telah mengecewakan, menyakiti, atau bahkan membuat kalian marah. Karena aku hanyalah manusia. Iya, sama seperti kalian. Manusia biasa. Aku bukan malaikat yang selalu benar, pun aku bukan setan yang selalu salah. Kita ini manusia, bisa benar dan bisa salah. Maka dari itu kita dianjurkan untuk saling mengingatkan bukan saling menyalahkan.
Palembang, 20 Juli 2017
Haq Kida Kancana