Rabu, 26 Juni 2013

Aku masih berdiri di sini, merindukanmu ..


Aku bodoh, aku menanti seseorang yang entah peduli atau tidak denganku. Tetapi, dimana pun kamu berada percayalah, aku akan selalu merindukanmu.

***
Alarm belum terdengar di telingaku, tapi entah siapa yang sengaja menggangguku pagi ini. Handphoneku terus berdering dari tadi. Aku malas mengangkatnya, aku pikir itu hanya Echi, sepupuku yang sengaja mengganggu tidurku karena dia tahu semalaman aku mengerjakan tugas, dan aku sama sekali belum tidur. Karena handphone itu ngotot sekali minta di angkat, akhirnya aku mengangkat perlahan telpon yang entah siapa itu.

“halo.”
“halo kakak?”
“siapa ini?”
“amel kak.”
“oh, kenapa dek?”
“kakak lagi dimana?”
“dirumah, baru mau tidur. Kenapa?”
“jam 6 nanti mama di operasi kak, kakak bisa kesini?”
“hah?” sontak saja aku terkejut mendengar perkataan Amel, adik sepupuku itu.
“siapa yang di operasi? Sakit apa? Kenapa baru ngabarin sih.”
“mama kak, kista udah 3 cm. kakak kesini ya? Amel takut kak…..” lalu terdengar suara tangisan adik sepupuku itu.
“iya, kakak prepare dulu ya. Di rawat dimana mama?”
“di ruang melati, kamar nomer 1b kak.”
“oh, yaudah jangan nangis gitu ah, bentar lagi kakak kesana kok.”
“iya kak, buruan.”

Bergegas aku move on dari tempat tidur yang aku tahu pasti dia sangat sedih jika aku tinggalkan sekarang, tapi yaa aku harus menyusul adikku itu kasian dia. Aku mengganti pakaian tanpa mandi lagi, karena aku tidak mau adikku itu ketakutan, aku sudah tahu bagaimana perasaan menunggu di luar ruangan operasi. Aku memanggil kakak-kakakku, tapi mereka tidak ada dan aku rasa rumah ini sudah kosong, keterlaluan sekali tidak ada yang mengajakku. Aku langsung saja tancap gas ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit aku langsung belari berhambur menuju ruang operasi. Aku tidak menemukan amel disana. Mungkin operasinya sudah selesai, dan mereka sudah berkumpul di ruangan tempat dimana mama di rawat.

***
Aku berjalan di lorong rumah sakit yang sepertinya tidak asing lagi bagiku, aku sepertinya sudah sering berada di sini. Tapi yang aku tak ingat kapan aku berada di sini, sepertinya aku sudah berusaha keras melupakan tempat ini. #JLEBBBB ruangan di depan mataku itu mengingatkan aku semuanya, atmosfer sontak berubah seperti beberapa waktu yang lalu. Otakku dengan cepat menayangkan film lengkap di memoriku yang rasanya dulu sudah pernah aku coba hapus. Ahh sial, aku belum menghapusnya. Aku lupa menekan tombol “ok” untuk setuju menghapusnya. Aku bodoh. Aku kembali lagi ke tempat ini, dengan suasana ini, dengan semua orang ini lagi. Aku mencoba menganggap pertemuan beberapa lalu itu tidak pernah ada, tidak pernah terjadi, tapi maaf aku tidak bisa, memoriku terus memutar semua kenangan indah yang kau ciptakan dengan instan namun berkesan. Sungguh, di telingaku masih berbisik suara lembutmu, di mataku masih terekam senyuman manismu, aku masih terbayang teduhnya hatiku jika melihat wajahmu, aku masih mengingat  dengan jelas panggilan sayang yang dulu kau ucapkan untukku. Aku tidak pernah mau menjadi orang munafik, sungguh aku merindukanmu.

***
Aku hampir melupakan tujuanku kerumah sakit ini, amel dimana sekarang. Aku segera berlari menuju ruangan melati, syukurlah di sana sudah ada mama dan amel yang baik-baik saja.

“kakak dari mana saja?”
“ah, kakak lupa ruangannya disini, tadi nanya-nanya bentar sama perawatnya.”
“oh, kirain kakak gak jadi kesini.”
“maaf ya  dek?”
“iya kak, gakpapa kok.”
“gimana ma? Udah mendingan?”
“ini lo kak, kok terasa sakit, ngilu, nyeri gitu ya.”
“mungkin efek biusnya udah habis kali ma, ntar aku tanyain ada injeksi gak buat mama.”
“kata susternya tadi jam 4 kak ada injeksi.”
“oh, yaudah ma, bentar lagi ini.”

Tiba-tiba satpam masuk keruangan dan memintaku untuk keluar karena jam besuk sudah habis. Sekitar 1 jam lagi baru boleh masuk kembali. Aku menunggu di luar, duduk di belakang suami istri yang kelihatan begitu harmonis. Sebenarnya agak ilfil juga melihat suami istri yang kasmaran seperti ini.

“hey, ki ngapain di sini? Nyariin pacarmu ya?” kak ziah datang mengagetkanku.
“hah? Pacar? Enggaklah kak, kiki lgi nungguin mama kiki habis operasi tadi.”
“haha iya deh percaya, masuk keruangan kakak aja yuk, ngapain di sini.”

Aku berdiri persis dimana dulu aku sering bertukar cerita dengannya. Yaa aku masih membicarakan seseorang yang secara tidak sengaja mempertemukan kami persis di di ruangan ini, sapaannya yang begitu hangat, serta cendaannya yang begitu melekat membuatku semakin teringat. 2 bulan aku menjalani komunikasi yang cukup akrab dengannya, ia selalu menelponku saat istirahat makan siang tau malam sebelum kami tertidur. Tapi ia menghilang begitu saja bagai di telan bumi. Ia tak pernah menghubungiku lagi, bukannya aku tidak mau menghubunginya aku sudah pernah mencoba dan yang aku dapatkan nomer handphonenya sudah tidak aktif lagi. Aku mungkin hanya korban dari harapan palsunya, namun aku tetap menikmati harapan palsu yang dia berikan untukku. Meskipun panggilan sayang untukku dulu itu hanya berpura-pura, tapi aku mohon kembalilah berpura-pura menyayangiku sampai pada akhirnya kau lupa jika kau sedang berpura-pura. Entah sekarang dimana jwamu berada, aku masih menitipkan setengah hatiku padamu. Terima kasih telah hadir di hidupku, terima kasih untuk rasa sakit itu. Aku merindukanmu.

Jumat, 21 Juni 2013

Kamu mampu menyadarkan aku


Dia, orang yang sudah aku sakiti mampu merubah pola pikirku, mampu merubahku, dan telah mengajarkan aku arti cinta dan kehidupan ..

***
Aku sedang melamun di meja kerjaku, kebetulan sekali hari ini tidak ada tugas untukku. Memang ini sepantasnya aku dapatkan karena kemarin aku lembur hingga malam hari, dan seharusnya aku masih tidur sekarang ini. Tiba-tiba saja handphoneku berdering yang seketika mengejutkan aku. Sebuah bbm dari orang yang aku sayangi dulu, ya ini bbm dari mantan kekasihku.

“Siang za, masih ngantuk ya gara-gara ngerjain tugas semalem?
Udah makan siang belom? Bareng yuk aku di lobi nih”

Aku melihat jam tanganku, benar saja ini sudah pukul 13.00 aku sama sekali tidak lapar, yang aku inginkan sekarang hanya tidur.

“Iya nih, masih ngantuk banget ki.
Gak deh, kamu aja males makan gua
Salam aja sama abang kantinnya yah haha”

“oh yaudah za, gua duluan ya. Ntar lo sakit bukan salah gua lagi lo”

“iyaa bawel ah”

mantan kekasihku itu memang satu kantor denganku, aku putus dengannya sudah sekitar 3 tahun yang lalu, hanya karena kami sibuk dengan urusan masing-masing, ahh tidak bukan karena itu, kami putus karena aku …. Aku ketahuan selingkuh.

***
aki ingat ketika aku masih berstatuskan sebagai mahasiswa, aku adalah manusia terjahat yang pernah ada, mungkin aku satu-satunya makhluk yang tidak punya hati saat itu. Rekor terbesarku ialah memacari 7 wanita sekaligus, dan aku bangga akan itu, dulu. Nova, dinda, intan, devi, evi, kiki, dan masih banyak lagi adalah sederet wanita yang berhasil aku tipu, aku tipu dengan perasaan palsuku. Yang aku tahu dulu, jika mempunyai banyak wanita menunjukkan sosok laki-lakiku, menunjukkan kalau aku benar seorang yang di cintai, dan aku memang seharusnya layak untuk di cintai banyak wanita. Aku tampan, otakku lumayan, dan aku berasal dari keluarga yang cukup mapan, lantas apa alasan wanita tidak mau menerima cintaku? Atau lebih tepatnya cinta palsuku. Aku tidak pernah berpacaran lebih dari 6 bulan, terakhir aku berpacaran dengan kiki kurang lebih 3 bulan, kiki adalah mantan terbaikku sampai saat ini. Hanya dia mantan yang sampai saat ini masih berhubungan baik denganku, ia masih sering memperhatikanku, masih sering mengingatkanku untuk makan, atau yang lainnya, dia juga sering menemaniku mengerjakan tugas atau sekedar minum kopi bersama. Dan aku pikir kiki masih mencintaiku, tapi yang tidak aku mengerti mengapa dia masih sudi mengenalku? Laki-laki yang jelas sudah mengkhianatinya 3 tahun yang lalu. Parahnya aku mengkhianatinya dengan Nova, sahabatnya sendiri. Setelah aku pikir-pikir memang aku keterlaluan, aku datang di kehidupannya hanya untuk menghancurkan persahabatan dan tentu saja menyakiti hatinya. Tak hanya sekedar sering mempermainkan perasaan wanita, aku juga terkenal nakal di kampus, bukan sekali dua kali aku di panggil dekan karena aku berbuat ulah, aku sering sekali bolos kuliah hanya untuk nongkrong-nongkrong tidak jelas bersama teman-temanku. Entah mengapa aku begitu menjijikan dulu. Aku hampir tidak menghargai hidupku sendiri.

***
di suatu pagi, melihat kiki sedang lari pagi di seputaran kompleks. Tentu saja aku mendekatinya, dan Karena aku tahu dia pasti sengaja lewat depan rumahku untuk bertemu denganku.

“hei, ki.”
“eh elu za.”
“tumben ki, lari pagi.”
“iya nih, udah gendut gini, mau jadi apa nanti kalo gak olahraga.”
“segini gendut? Berat badan kamu brp sih ki?”
“45 za, biasaya 43.”
“ampun deh, cewek cuma 2 kilo doang ribet.”
“haha kamu sih gak ngerti za, cewek beda sama cowok.”
“iya beda la ki, masa iya cowok cewek sama.”
“eh za, pacar lu sekarang berapa?”
“hah? Gua lagi jomblo nih, kenapa? Mau balikan? Hayooo.”
“balikan sama kamu? Haha.”
“lo kenapa?”
“aku pulang dulu ya za, udah siang laper.”

Entah kenapa, kali ini kiki tidak menjawab pertanyaanku tentang itu, aku tahu kiki masih mengharapkan aku, aku tahu rasa sayang kiki masih ada untukku, dan aku sangat tahu itu. Tidak mungkin dia masih mau memperhatikan aku jika ia sudah benar-benar tak ada rasa padaku,  ah sudalah mungkin dia tidak mendengar perkataanku tadi.

***
Belakangan ini kiki sangat jarang mengajakku makan siang, biasanya dia selalu memaksaku untuk makan siang bersamanya. Ini sudah pukul 13.45 dan handphoneku sepi, beberapa kali aku menatap layar handphoneku itu, tidak ada sesuatu disana. Tanpa kusadari aku menantikan telpon dari kiki. Aku menunggunya memaksaku makan siang bersamanya, dan entah mengapa sekarang dia tidak menelponku, mungkin dia juga tidak makan siang, aku akan keruang kerjanya saja siapa tahu saja dia menyiapkan makan siang untukku dari rumah seperti waktu itu. Aku sedikit kecewa melihat ruangan itu kosong, sepertinya kiki pergi makan siang dengan teman-temannya. Tak lama, kiki masuk ke ruangannya dengan wajah berseri-seri.

“eh, ki gua benci sama lo. Apa-apaan makan siang nggak ngajak gue, lo udah punya pacar ya? Sialan tuh pacar lo.”
“pacar? Ah tidak, aku makan siang bersama teman-temanku. Lagi pula bukannya kamu selalu marah jika aku paksa untuk makan siang bersamaku.”
Aku hanya terdiam, benar saja aku selalu marah padanya jika ia mengajakku makan siang.

“ah, itu alesan kamu doang kan? Kamu udah punya pacar kan? Kamu udah ak butuh gua lagi kan?”
“kalo gue punya pacar emang kenapa za? Gak boleh?”
“bukannya gitu …”
“kamu gak ada hak dong buat ngelarang aku, kita kan cuma temen.”
Apa yang di katakan kiki memang benar, aku dan dia hanya teman, tak lebih dari itu. Kebetulan saja dulu kami pernah bersama dan kembali bertemu di tempat kerja ini. Aku tidak ada hak. Setelah perubahan sikap kiki padaku, aku selalu merasa uring-uringan di kantor, rasanya aku tidak mau lagi bertemu dengannya. Ada apa dengan diriku? Mengapa aku tidak suka jika kiki mungkin saja sudah punya pacar? Aku bukan siapa-siapanya. Lagi pula aku tidak peduli. Tidakkk, aku masih peduli padanya, aku masih menyayanginya. Aku baru menyadari itu semua. Dan aku memutuskan untuk menumuinya seusai jam kantor. Aku menelpon kiki berkali-kali, namun tidak ada jawaban sama sekali, biasanya kiki selalu mengangkat telpon pertamaku, tapi ini sudah yang ke tujuh kali. Itukan biasanya L tidak aku tidak boleh menyerah, aku harus mengatakan perasaanku pada kiki, harus. Aku tidak mau jika dia punya penggantiku, aku tidak akan rela.

“kok baru di angkat sih ki? Darimana aja?”
“eh iya maaf za, tadi di toilet handphone di ruangan, kenapa?”
“pulang ini kamu ada acara?”
“enggak sih, tapi gue mau langsung pulang nih capek. Besok mau ada metting, jam 6 pula.”
“enggak, gak boleh pulang. Temenin aku ngopi dulu, aku mohon.”
“kamu memohon za?”
“iya, mau ya?”
“yaudah, yuk pulang udah sore ntar kemaleman lagi, kamu kan gak bisa kena angina malem.”
Sekali lagi wanita yang sudah jelas-jelas ku sakiti ini mengingatkan aku, betapa perhatiannya dia padaku.

“kamu kenapa berubah?”
“berubah apanya?”
“sikap kamu ke aku, nyebelin tau.”
“hah? Emang kamu peduli za?”
“aku gak tau ini rasa sayang atau bukan, yang jelas aku butuh kamu ki, aku butuh kamu buat ngebawelin aku, aku kehilangan kamu beberapa hari ini, karena kamu gak merhatiin aku lagi, kamu kemana?”
“aku mencoba menjauh za dari kamu, aku udah capek….”
Seketika airmata kiki turun dengan perlahan ..

“aku udah capek nungguin kamu, udah capek merhatiin kamu, cepek bawelin kamu, karena apa? Karena kamu gak pernah za peduliin aku, aku capek, sakit za, sakit banget.”
“aku tahu aku salah, aku gak peka sama kamu, aku minta maaf ya.”
“maaf? Terlamabat za terlambat 3 tahun, kemana kata maaf kamu dulu? Kemana hati kamu saat kamu selingkuh dengan sahabat aku sendiri? Aku gak akan pernah lupain itu za, gak akan.”
“aku mohon ki, jangan buat aku hancur.”
“jangan bilang hancur di depan gua, kamu gak taukan hancurnya aku dulu gimana? Aku sayang banget za sama kamu. Kamu pergi gitu aja, kamu gak minta maaf kamu gak pernah berusaha buat ngejelasin sesuatu.”
“aku tau ki, aku bodoh, kamu udah nyadarin aku, lihat sekarang kamu udah berhasil buat aku berubah buat aku jadi seorang karyawan kantor yang sukses, jauh lebih sukses dari pada kamu. Aku berterima kasih sekali sama kamu, kamu segalanya ki. Aku mohon ki kembali ya sama aku.”
“kembali?”
“iya ki, aku ingin kita pacaran lagi.”
“kita kembali lagi? Buat apa? Buat nyakitin aku lagi?”
“sumpah ki, gak bakal lagi, sumpah.”
“buat apa kita balikan, kita gak pernah putus kamu gak pernah ngucapin kalimat putus ke aku za.”
Aku langsung memeluk wanita ini, wanita yang selalu mengisi hari-hariku. Tanpa aku sadari, dia telah mengubah sosokku menjadi seorang laki-laki, aku sudah mengerti betapa kita harus menghargai sesuatu yang sudah kita punya. Karena apa? Karena kita akan merasa sangat kehilangan apabila dia sudah pergi. Dan aku tahu hidup kita tidak akan pernah puas, kalau kita tidak pernah bersyukur. Terima kasih kiki J

Selasa, 04 Juni 2013

Masa putih abu-abu

Terhitung mulai hari ini, 4 juni 2013 ..

Aku berjanji pada diriku sendiri, untuk tetap menjaga semua kenangan yang telah kita rangkai dengan indah, yang kita rajut dengan sudah payah, masa putih abu-abu hari ini sudah berakhir. Canda, tawa, tangis, haru, dan keributan di kelas sungguh-sungguh akan aku rindukan. Semua ejekan, pujian, kesenangan, dan kekompakan kita akan selalu aku ingat dan tak akan pernah aku lupakan. Setiap rangkaian kata yang telah berhasil kalian campur dengan setetes kebahagian telah membuatku sadar, aku benar-benar akan merindukan kalian.

***
Dua tahun yang lalu, aku memasuki sebuah ruangan di pojok kanan di lantai dua, aku melihat beberapa orang yang aku kenal. Ya, beberapa temanku dikelas sebelumnya dan sisanya terlihat seperti orang-orang tengil yang sombong. Mereka semua terlihat angkuh, dan tak satu pun memberikan senyumnya ketika bertemu, sungguh kelas yang menjengkelkan dengan orang-orang yang menyebalkan!!!
Namun, seiring waktu berjalan, semuanya mengalir bagaikan air, kita semua menyatu di dalam sebuah wadah yang kecil namun indah dan memberikan banyak makna. Ternyata selama ini aku salah, semua orang disini benar-benar LUAR BIASA! Mungkin mereka tak layak di sebut teman, mereka lebih layak disebut keluarga J

***
Rasanya baru kemarin aku melihat sosok kalian tertawa lepas di ruangan kelas kita yang sederhana, namun tetap membuatku nyaman dengan segala keadaannya. Tidak terasa dua tahun sudah kita menjalani kebersamaan yang akan terpisah untuk sementara ini. Rasanya baru kemarin guru-guru memarahi kita semua karena ulah kita yang terkadang memang konyol haha. Di jemur di tengah lapangan dengan kalian semua itu bagiku mengasyikkan, tak pernah aku terpikir bahwa itu memalukan. Aku hanya berpikir, ini adalah cerita yang seru yang kelak akan aku bagikan kepada orang-orang di masa depanku tentang kekonyolanku di masa putih abu-abu dulu dengan semua orang-orang yang istimewa. Persahabatan kita ini membuat sebuah keluarga kecil yang sangat bahagia, segalanya kita bagi bersama. Ingatkah kalian ketika jam pelajaran kosong dulu kita selalu berkumpul, memakan gorengan, dan berbagi cerita satu sama lain, menceritakan kehidupan, cinta, teman, pengalaman dll. Cerita yang tak akan pernah habis sebelum guru masuk ke dalam kelas. Lalu ingatkah kalian, ketika jam istirahat kita selalu membeli nasi padang dan makan bersama di kelas? Dan pasti akan ada yang di ejek karena hanya makan nasi telur atau peyek haha. Ingatkah kalian saat seorang anggota kelas kita di tuduh yang bukan-bukan oleh seseorang? Semuanya terlihat marah, kesal, dan jengkel karena tidak ada yang mengaku atas tuduhan orang tersebut. Namun untunglah orang tersebut mau berubah pikiran dan memaafkan kita J. Lalu ingatkah kalian saat kita membuat janji untuk telat bersama-sama? Bukankah itu hal bodoh? Haha entahlah. Dan ingatkah kalian, saat bulan puasa selalu aka nada yang terlambat setiap harinya dan itu termasuk aku.

***
Aku selalu ingat, cita-cita dari masing-masing kalian. Polisi, Polwan, Dokter, Ahli Gizi, Bidan, TNI, Guru dan semua profesi hebat yang tidak akan cukup jika aku sebutkan satu persatu disini. Aku berharap jika kita bertemu 10 tahun yang akan datang, kita semua bukanlah lagi seorang anak berseragam putih abu yang konyol dan selalu di anggap nakal oleh orang lain. Kita semua akan bermetamorfosis menjadi orang-orang yang sukses, orang-orang yang berwibawa, dan orang-orang yang telah membahagiakan kedua orang tuanya. Berjanjilah kita akan bertemu pada saat itu, berjanjilah semua akan hadir saat itu. Karena aku menginginkan agar cita-cita kita semua tercapai Aminnn ..
Aku ingin mendengar kabar kalian di luar sana yang sukses menciptakan sesuatu yang hebat, berhasil menyelesaikan konflik besar, dan menemukan trobosan baru untuk bangsa kita ini. Aku benar-benar tidak ingin mendengar satu kabar yang tidak menyenangkan di antara kalian. Semoga hari ini adalah waktu yang tepat untuk kita memulai langkah mencari jati diri dan pencapaian rencana di masa depan …

***
Aku mengucapkan semua terima kasih yang aku punya sekarang untuk kalian, untuk semua kebodohan, kekonyolan, kebahagiaan, kesenangan, dan kekompakan yang telah kalian bagi untukku selama ini. Semoga harapanku akan kita semua di wujudkan oleh Tuhan dalam bentuk kenyataan. Amin. Purnawisuda ini menegaskan sekali lagi, bahwa masa putih abu-abu kita telah berakhir. Buku “alumni” menjadi bukti nyata selain ijazah yang akan kita terima nanti. Tolong sampaikan salamku pada orang tua kalian, maaf aku suka merepotkan ketika mengunjungi rumahnya. Di masa putih abu-abu ini aku menemukan banyak yang belum aku ketahui sebelumnya. Khususnya untuk hari ini, kalian membuat satu lagi kenangan yang indah di acara purnawisuda kita. Aku bersyukur memiliki kalian. Aku menyayangi kalian.

Sabtu, 01 Juni 2013

Mendengarkan itu lebih baik


Sebagian besar orang-orang menilai, hanya dengan berbicara kita dapat menyampaikan pendapat ataupun maksud kita. Namun, setelah semua kejadian ini aku memahami bahwa sebenarnya jauh lebih banyak hal dapat kita sampaikan hanya dengan mendengarkan. Kita dapat mempelajari kesalahan kata-kata yang di ucapkan oleh orang-orang di luar sana. Kita hanya di beri kesempatan untuk tersenyum tanpa banyak kalimat yang terucap, karena semakin banyak kata-kata yang di ucap maka sakitnya akan semakin menyiksa.

***
sudah dua hari ini, aku sepertinya puasa berbicara. Mungkin terdengar mustahil namun inilah kenyataannya. Setelah satu minggu lebih aku di rawat di sebuah rumah sakit, aku di izinkan untuk pulang dan enam hari setelah keluar dari rumah sakit aku harus kembali di bawa ke IGD haha .. tak sampai di situ, tepatnya kemarin teenggorokanku terasa sangat sakit. Aku masih bisa menahannya sampai malam saja, sakitnya sungguh sangat meyiksa jangankan untuk berbicara untuk menelan air ludahku pun rasanya begitu menyakitkan.  Atau lebih tepatnya menyiksaku.

***
aku sempat berpikir apakah Tuhan benar-benar ada untukku? Apakah Tuhan menyayangiku? Apakah Tuhan memperhatikanku?
aku rasa jawabannya “iya” Tuhan menganugerahkan penyakitnya ini untukku semata-mata agar aku dapat menghargai kesehatanku secara lebih, mensyukuri yang memang seharusnya sudah aku miliki, dan tak perlu merasa iri dengan apa yang belum aku miliki. Aku juga sadar, Tuhan telah mengirimkan malaikat-malaikat kecilnya untuk menjagaku di bumiNya ini. Tuhan telah menurunkan Ayah, Ibu, kakakku, sahabatku, dan tentunya dia kekasihku.

***
Mungkin dulu aku kurang mensyukuri segala yang belum tentu orang miliki. Aku memiliki kedua orang tua yang senantiasa menjagaku, menyayangiku, memberikan seluruh perhatiannya hanya untukku,  berusaha menyembuhkanku ketika aku sakit, menjauhkanku dari sesuatu yang membahayakanku. Aku juga memiliki kakak perempuan yang menurutu sangat luar biasa, dia bisa menggantikan peran ibu dan ayah ketika mereka belum ada waktu untukku. Aku selalu ingat panggilan “ratu” yang di tujukannya padaku karena tingkahku yang selalu saja menyuruhnya, namun apakah dia marah? Tentu tidak dia hanya tersenyum memandangku dengan penuh kasih sayang. Aku juga memiliki sahabat yang sangat hebat, mereka sudah seperti saudaraku sendiri. Mereka menjagaku di sekolah, memberikan pertolongan tanpa aku minta, dan selalu memberikan support yang besar untuk kesembuhanku. Tak lupa, aku memiliki seorang kekasih, seorang laki-laki berhidung mancung, berlesung pipi, bertubuh tinggi, berwajah manis, dan bermata sipit. Aku hampir satu tahun menjalani hubungan yang sangat indah dengannya. Dia selalu datang ke rumah sakit untuk memastikan keadaanku baik-baik saja, selalu membawakan roti kesukaan kami “roti abon” setiap datang haha. Dia sempat memarahiku beberapa hari yang lalu, aku memaksanya untuk mengajakku jalan-jalan namun dia menolak dan membentak-bentaku. Tentu saja aku marah, aku berpikir bahwa dia malu mempunyai kekasih yang penyakitan seperti aku. Tapi,dia segera menghampiriku dengan wajah yang menurutku begitu sayu, dia mengatakan “sayang masih sakit, kalau memang nanti sayang sudah sembuh kita pergi kemana pun sayang mau, kita makan apa yang ingin sayang makan, dan kita akan beli semua yang ingin sayang beli, tapi untuk sekarang permintaanku cuma satu sayang cepat sembuh dan segera kembali ke sekolah yaa aku merindukan wajahmu itu” aku hanya menangis ketika mendengar ucapan panjangnya yang membuatku sadar pikiranku salah besar.

***
Terima kasih Tuhan, Engkah telah memberikanku kesempatan untuk menyadari semua ini. Hidupku mungkin tidak sempurna namun Engkau telah benar-benar mengirimkan orang-orang yang sempurna untukku menjalani kehidupan ini. Aku bersyukur untuk itu. J

RUU KUHP (?)

         Selamat malam, perkenalkan saya Haqkida Kancana. Belakangan ini begitu banyak aksi menolak disahkan RUU KUHP (Kitab Und...