Sabtu, 26 Januari 2019

Aku pamit

Setelah semua luka yang kau tinggalkan, kau memutuskan untuk pergi dan berpisah.

Berpisah?
Iya, berpisah. Tak ada lagi kita, kau dan aku berjalan sendiri-sendiri. Menentukan sendiri jalan mana yang akan dilalui, tentang masa lalu yang menghantui? Gunakan sikap masa bodoh yang selalu kau lakukan dulu.

Aku tak marah. Percayalah. Mungkin memang sudah waktunya. Justru yang aku kecewakan kenapa berpisah harus diakhiri dengan amarah? Kenapa?

Bukannya dulu semua diawali dengan bahagia? Tawa? Suka? Tidak, tidak. Beberapa diselingi tangis dan luka. Namun saat semua jalan yang ditempuh bermuara pisah. Kita bisa apa?

Aku tau, bukan hanya aku yang mengupayakan agar kau dan aku tetap satu. Namun percuma juga dipaksakan. Yang kau dan aku takutkan bukan saling kehilangan tapi takut untuk melupakan kenangan.

Kenangan? Masih bisa disebut kenangan bukan?

Bahkan setelah perpisahan ini, aku tak merasa bahagia sedikitpun. Aku hanya lega, karena kita berhenti saling menyakiti. Kecewa? Iya. Namun lebih kecewa pada diri sendiri, karena tidak bisa menahanmu pergi dan tetap disini lebih lama. Terluka? Pasti. Aku harus bangkit sendirian setelah terjatuh dijurang yang kau ciptakan begitu dalam.

Tapi sudahlah, sudah tak penting lagi. Lagi pula setelah kau pergi, mentari masih bersinar terang, udara pagi tetap menyejukkan, suara hujan masih terdengar indah, dan aku masih bisa tersenyum. Tak munafik, memang seperti ada yang hilang, iya bagian dari diriku yang terkait akanmu itu menghilang. Selebihnya, aku baik-baik saja. Aku harus baik-baik saja.

Tidak, aku tak akan menitipkan cinta atau kisah bahagia kita dulu padamu dan kekasih barumu nanti. Nanti dia cemburu lalu pergi. Aku juga tak akan menceritakan perjuanganmu untukku dulu, nanti dia patah hati lalu memilih sendiri.

Terakhir, mari saling memaafkan diri sendiri. Karena aku yakin, setelah kita berpisah menjadi aku dan kau juga semua akan baik-baik saja.

Aku doakan kebahagiaan selalu bersamamu. Aku pamit.

RUU KUHP (?)

         Selamat malam, perkenalkan saya Haqkida Kancana. Belakangan ini begitu banyak aksi menolak disahkan RUU KUHP (Kitab Und...